Membumikan Gas Bumi Untuk Masyarakat Bumi Pertiwi

Membumikan Gas Bumi Untuk Masyarakat Bumi Pertiwi

Aku percaya orang-orang hebat terlahir dari kegigihan dan keterbatasan yang ia miliki. Siapa yang mengira jika Einstein yang merupakan ilmuan jenius dulunya dianggap sebagai anak yang bodoh dan tidak diterima disekolah, atau bagaimana seorang penderita disleksia seperti Hans Cristian Andersen berhasil menciptakan buku-buku fantasi anak yang masih dikenang hingga saat ini (favoritku adalah The Ugly Duckling dan The Little Mermaid) dan kisah James Joule yang namanya diabadikan menjadi satuan energi dulunya hanya dapat bersekolah dirumah karena penyakit kelainan tulang belakang. Orang-orang hebat tersebut berhasil mengukir sejarah umat manusia dan ikut andil dalam pembentukan peradaban masa kini.


Ingat tentang bagaimana Edison yang berhasil menciptakan bola lampu dan bagaimana kita mulai meninggalkan api yang dianggap primitif? Sama halnya saat kita mulai meinggalkan tungku perapian serta minyak tanah dan beralih kekompor gas yang lebih praktis. Revolusi-revolusi tersebut terjadi karena kita memanfaatkan ilmu serta energi disekitar kita dan keinginan untuk berubah kearah yang lebih baik.

Matahari, minyak bumi, gas bumi, angin serta air merupakan contoh dari sumber-sumber energi. Pemanfaatannya pun sudah mulai maksimal diberbagai sektor seperti pembangkit listrik dan dikehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan gas bumi sebagai sumber energi masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia yang notabenenya lebih familiar dengan produk-produk turunan minyak bumi (temasuk aku dan keluargaku). Oleh karena itu Perusahaan Gas Negara (PGN) yang merupakan perusahaan gas Indonesia terus berusaha untuk berkomitmen membumikan gas bumi di bumi pertiwi.

PGN Dan Aksi Membumikan Gas Bumi
Sebagai perusahaan transportasi dan distribusi gas bumi nasional terbesar, Perusahaan Gas Negara (PGN) selama berpuluh-puluh tahun berperan besar untuk pemenuhan konsumsi gas bumi di Indonesia. Pengaliran gas alam pertamanya pada tahun 1974 di kota Cirebon dengan sasaran sektor rumah tangga, komersil dan industri. Dan pada dewasa ini berkembang dengan menyesuaikan pada kebutuhan pelanggan.
Sebagai alternatif energi ramah lingkungan pada februari 2016, PGN menyalurkan gas bumi di lima kelurahan di Sorong, Papua. Sebanyak 3.898 rumah tangga dapat menikmati bahan bakar yang bersih dan efisien.

Sumber: pgn.co.id

GasKita merupakan salah satu program PGN dalam memenuhi kebutuhan gas masyarakat Indonesia bertujuan sebagai energi alternatif di rumah tangga untuk keperluan memasak, pemanas ruangan dan pengering pakaian. Atau dengan GasKu sebagai bahan bakar gas pengganti BBM bisa menjadi pilihan energi untuk menyikapi penggunaan BBM dewasa ini (ingat bagaimana mulai menipisnya persediaan minyak bumi dunia). GasKu telah digunakan dibeberapa alat-alat transportasi seperti taksi, bajaj rekondisi, bus Transjakarta ataupun kendaraan lainnya. Belum lagi dengan adanya CGN (Compressed Natural Gas) yang bertujuan untuk mengkonversi pemakaian LPG untuk beralih menggunakan gas bumi yang dikemas dalam tabung gas. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi impor LPG yang semakin melonjak.

Hingga 30 September 2017 jumlah pelanggan gas bumi adalah sebanyak 177.170 pelanggan (0,4% dari total penjualan PGN). Penjualan terbesar adalah dari sektor industri dan pembangkit listrik sebesar 97,1% sedangkan penjualan pada pelanggan komersil dan UMKM sebesar 2,5%. Dan diperkirakan akan terus meningkat dengan adanya pelanggan baru disetiap tahunnya.

Sumber: pgn.co.id

Jujur saja aku baru mengetahui program-program PGN yang luar biasa ini. Selama ini mindset pikiranku jika bahan bakar berasal dari minyak bumi dan gas bumi hanya dimanfaatkan dalam industri saja. Padahal setiap hari aku melihat bagaimana penanaman pipa gas jargas saat berangkat bekerja dan masih belum ‘ngeh’ dengan manfaatnya yang besar.

Dan secara tidak langsung aku belajar pengetahuan baru dari kompetisi blog ini.

Keunggulan Gas Bumi

Untuk menyikapi mulai meroketnya harga LPG, pemerintah mulai mengenalkan jargas (jaringan gas) untuk memenuhi kebutuhan memasak ibu-ibu rumah tangga dengan cara mendistribusikan gas melalui pipa disetiap rumah yang berlangganan gas bumi (dan aku membayangkan gas yang mengalir seperti halnya air PDAM). Hal ini lebih praktis karena pemakaiannya yang lebih efisien dan tidak perlu takut jika kehabisan gas pada saat malam hari. Jargas ini sendiri sudah dijalankan di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi Indonesia.

Analisa ekonominya pun cukup membuatku terkejut. Harga gas bumi PGN dibandrol lebih murah dibanding menggunakan LPG. Harga jargas diperkirakan 3-4 ribu rupiah/meter kubiknya sedangkan LPG seharga Rp 12.500/meter kubik (karena gas bumi merupakan produk domestik). Jauh sekali bedanya dan jelas sekali lebih hematnya kan!


Penggunaan gas bumi juga lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi yang berbahaya bagi lingkungan. Keunggulan lainnya gas bumi adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, tidak korosif dan yang paling utama merupakan produk dalam negeri.

Inovasi terbarunya untuk memudahkan pelanggan adalah dengan adanya aplikasi PGN Mobile. Dengan aplikasi ini konsumen dapat mengetahui tentang tagihan pemakaian gasnya juga membantu untuk mengetahui titik-titik lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Bumi (SPBG) yang tersedia serta update informasi terbaru produk-produk dari PGN. Selain itu dengan aplikasi ini kita bisa medaftar sebagai pelanggan baru untuk mendapatkan layanan gas bumi dari PGN. Wah, modern sekali.

Jelas sekali kedepannya aku pribadi akan mendaftar sebagai konsumen baru dari PGN. Semoga saja JarGas dapat segera melewati daerah rumahku secepatnya.


Nah, aku sudah mendaftarkan diri untuk membumikan gas bumi untuk penggunaan energi yang efisien, maka selanjutnya adalah kamu ya?

Komentar

  1. Ayo ikuti kontes SEO di itu99 dengan total HADIAH Rp.30.000.000


    Pendaftaran dimulai pada tanggal 22 Januari 2018

    Pendaftaran berakhir pada tanggal 22 April 2018

    Pemenang akan diumumkan pada tanggal 7 Mei 2018

    Hadiah akan dibagikan pada tanggal 8 Mei 2018


    Untuk info lebih lanjut, klik link ini : www.itu99(titik)org/kontes/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer